Very little is needed to make a happy life
Itu adalah hal yang kusadari setelah
mulai mendapatkan kedewasaan. Selama ini seringkali terfikir bahwa bahagia itu
adalah ketika kita dapat memiliki sebuah apartemen mewah, mobil limited edition
ataupun memiliki pacar yang sangat rupawan bak bintang holywood.
Terbayang kembali masa –
masa kecil dahulu, betapa gembiranya diriku hanya ketika berhasil memenangkan
permainan kelereng dan membawa pulang kelereng milik teman – teman yang kukalahkan
sebagai konsekuensi kemenangan atau juga saat mama membelikan sebuah majalah
Donal Bebek edisi baru yang jadinya akan kubaca dua atau tiga kali tanpa bosan.
“ Bahagia itu relatif “ kata seorang
pembicara terkenal yang pengajarannya saat itu benar-benar me-rhema dalam benak
dan hatiku. “ disetiap level kehidupan
terdapat kebahagiaanya sendiri, ada kebahagiaan dalam kondisi mewah tetapi juga
ada kebahagiaan dalam kesederhanaan “ itulah kesimpulan yang dijabarkan dalam
petuah kehidupan pembicara tersebut.
Diantara nikmat – nikmat yang diberikan
oleh Sang Pencipta diantaranya terdapat kesehatan, kasih saying, keluarga,
pertemanan, harta benda dan lain – lain, tetapi seringkali pandanganku tertuju
kepada harta benda sebagai yang terutama dan mungkin satu-satunya. Sehingga
diriku kurang menyadari bahwa terdapat kebahagiaan tersendiri yang besar ketika
kita melihat senyuman dari orang yang kita sayangi, misalnya.
Sampai saat diriku menyadari bahwa
bahagia ternyata bukan melulu tentang sesuatu yang besar yang dapat membuat
semua orang melirik iri kepada kita, melain sesuatu yang sederhana, dapat
diraih, dan berada di depan mata. Bahwa bahagia tidak selalu tercipta dengan
makan malam romantis di lantai teratas sebuah restoran mewah, melainkan
sesederhana bergandengan tangan menyusuri jalanan berdebu menuju rumah. Bahwa
bahagia tidak melulu hadir saat kita nongkrong di kafe paling hits versi
Instagram, melainkan cukup dengan berkumpul di sebuah angkringan yang sama
setiap minggu bersama teman-teman.
Bahagia tidak selalu tercipta ketika
kamu bepergian ke luar negeri & berhasil mendapatkan foto yang instagram-able, meng-uploadnya, dan mendapat ratusan likes, melainkan cukup dengan berdiri di
pinggir kota bersama sahabat, tertawa, dan menikmati matahari yang membakar
kulit. Sesederhana itu, menikmati momen tanpa membaginya ke dunia luar—hanya
kepada orang yang sedang berada di sebelahmu, tanpa check-in, tanpa diedit, tanpa hashtag,
tanpa quotes indah yang dipikirkan
atau dicari selama berjam-jam.
Jadi lihatlah sekelilngmu dan
temukanlah bahagiamu !
No comments:
Post a Comment